BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Setiap manusia selalu menjalani proses belajar sepanjang hidupnya. Proses belajar tersebut disebabkan karena adanya interaksi antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya dan antara manusia dengan lingkungannya. Karena itulah belajar dapat terjadi kapanpun dan dimanapun. Belajar tidak mengenal usia, ras ataupun suku, namun belajar diperuntukkan bagi setiap manusia sebagaimana yang telah tertera dalam kitab suci Al-Qur’an maupun Hadis Nabi Saw.
Pada proses pembelajaran, selalu terjadi interaksi dengan lingkungan sekitarnya, baik itu interaksi antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa, guru dengan guru ataupun warga sekolah. Dalam proses belajar mengajar, kehadiran media/alat peraga mempunyai peranan yang sangat penting dalam menunjang tercapainya tujuan pembelajaran dan sebagai perantara penyampaian
pesan pembelajaran kepada siwa. Namun meskipun begitu tidak sedikit dari lembaga-lembaga formal yang masih kurang memanfaatkan media sebagai alat pengantar pembelajaran.
Terbukti banyak ditemukan kasus pendidik yang tidak menggunakan media sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, peserta didik banyak mengalami kesulitan dalam menangkap dan memahami pelajaran yang disampaikan. Hal demikian tentu saja dapat memicu rasa bosan peserta didik dalam belajar dan mengurangi minat peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas.
Oleh karena itu, pendidik harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran. Terlebih hal-hal yang menyangkut jenis dan ragam dari media pembelajaran. Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Penggunaan media dalam pembelajaran akan mempengaruhi sampai tidaknya suatu infromasi secara lengkap dan tepat sasaran, serta mempengaruhi hasil akhir dari proses pembelajaran.
Pada pendidikan Islam, proses pendidikannya sudah dilakukan semenjak zaman Rasulullah Saw. Sebenarnya media pembelajaran itu sendiri sudah ada dan diaplikasikan oleh Rasulullah Saw. Beliau dalam mengajarkan ilmu pengetahuan kepada sahabat-sahabatnya tidak lepas dari adanya media sebagai sarana penyampaian materi ajaran agama Islam. Tulisan ini membahas mengenai pengertian media/alat peraga serta konsep alat peraga dalam Al-Qur’an.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut:
- Bagaimana Konsep Media/Alat Peraga Pembelajaran?
- Bagaimana Konsep/Alat Peraga Pembelajaran dalam Al-Qur’an?
- Apa Saja Macam-Macam Media/Alat Peraga Pembelajaran dalam Al-Qur’an?
C.
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
- Untuk mengetahui Bagaimana Konsep Media/Alat Peraga Pembelajaran
- Untuk mengetahui Bagaimana Konsep Media/Alat Peraga Pembelajaran dalam Al-Qur’an?
- Untuk mengetahui Macam-Macam Media/Alat Peraga Pembelajarandalam Al-Qur’an
PEMBAHASAN
A.
Konsep Media/Alat Peraga Pembelajaran
Media dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah alat, alat (sarana) komunikasi, yang terletak di antara dua pihak, perantara dan penghubung, sedangkan pembelajaran itu adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.[1]
Kata ‘’media’’ berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata “medium”. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar. Akan tetapi sekarang kata tersebut digunakan, baik untuk bentuk jamak maupun mufrad. Kemudian telah telah banyak pakar dan juga organisasi yang memberikan batasan mengenai pengertian media. Beberapa diantaranya mengemukakan bahwa media adalah sebagai berikut:
- Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Jadi media adalah perluasan dari guru (Schram, 1982).
- National Education Asosiaton (NEA) memberikan batasan bahwa media merupakan sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat kerasnya.
- Briggs berpendapat bahwa media merupakan alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar.
- Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar (Miarso, 1989).
Media pembelajaran merupakan bagian integral dalam system pembelajaran. Banyak macam media pembelajaran dapat digunakan. Penggunaannya meliputi manfaat banyak pula. Penggunaan mendia pembelajaran harus didasarkan pada pemilihan yang tepat. Sehingga dapat memperbesar arti dan fungsi dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran. Media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (message), merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar. Bentuk-bentuk media pembelajaran digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar agar menjadi lebih konkrit. Pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran tidak hanya sekedar menggunakan kata-kata (symbol verbal). Dengan demikian, dapat kita harapkan hasil pengalaman belajar lebih berarti bagi siswa. Dalam hal ini Gagne dan Briggs (1979) menekankan pentingnya media pembelajaran sebagai alat untuk merangsang proses belajar.[2]
Dari berbagai pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran merupakan wadah dari pesan, materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai ialah proses pembelajaran. Selanjutnya penggunaan media secara kreatif akan memperbesar kemunginan bagi siswa untuk belajar lebih banyak, mencamkan apa yang dipelajarinya lebih baik, dan meningkatkan penampilan dalam melakukan keterampilan sesuai dengan yang menjadi tujuan pembelajaran.
Sementara Alat bantu pendidikan merupakan alat-alat yang digunakan oleh pendidik untuk menyampaikan materi pembelajaran. Alat bantu ini lebih sering disebut alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan meragakan sesuatu dalam proses pendidikan pengajaran. Alat peraga ini disususn berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia itu diterima atau ditangkap melalui panca indra. Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu maka smakin banyak dan jelas pula pengetahuan yang diperoleh. Dengan kata lain, alat peraga ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin kepada suatu objek sehingga mempermudah persepsi (pemahaman).[3]
Alat peraga itu dapat berupa benda riil, gambarnya atauu diagramnya. Keuntungan alat peraga benda riil adalah benda-benda itu dapat dipindah-pindahkan (dimanipulasikan), sedangkan kelemahannya adalah tidak dapat disajikan dalam buku (tulisan). Oleh karena itu untuk bentuk tulisannya kita buat gambarnya atau diagramnya, tetapi kelemahannya tidak dapat dimanipulasikan.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat alat peraga pembelajaran, yaitu:
- Tahan lama (dibuat dari bahan-bahan yang cukup kuat)
- Bentuk dan warnanya menarik
- Sederhana dan mudah dikelola (tidak rumit)
- Ukurannya sesuai (seimbang) dengan ukuran fisik anak
- Dapat menyajikan (dalam bentuk riil, gambar atau diagram)
- Sesuai dengan konsep.[4]
B. Konsep Media/Alat Peraga Pembelajaran dalam Al-Qur’an
Al-Qur’an Al-Karim adalah adalah mukjizat Islam yang abadi. Dimana kemajuan ilmu pengetahuan (sains) semakin memperkuat sisi mukjizatnya, yang diturunkan Allah kepada Rasul kita Muhammad Saw untuk mengeluarkan umat manusia dari segala kegelapan menuju cahaya, dan membimbing mereka menuju jalan yang lurus. Rasulullah Saw menyampaikan Al-Qur’an kepada para sahabat, mereka adalah orang-orang Arab asli. Sehingga mereka dapat memahaminya sesuai tabiat mereka. Manakala mereka sulit untuk memahami suatu ayat di antara ayat-ayat Al-Qur’an, maka mereka bertanya langsung kepada Rasulullah Saw.[5]
Pada zaman Nabi Saw sudah dikenal kegiatan belajar-mengajar, sehingga kalau dilihat kembali pada zaman Nabi Saw, sebenarnya media pembelajaran sendiri itu sudah ada dan sudah diaplikasikan oleh Rasulullah Saw. Beliau dalam mengajarkan ilmu pengetahuan kepada sahabat-sahabatnya tidak lepas dari adanya media sebagai sarana penyampaian materi ajaran agama Islam. Berdasarkan keterangan di atas, dapat dikatakan bahwa media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar-mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan Islam.[6]
Adapun konsep penggunaan media dalam proses pembelajaran terdapat dalam Al-Qur’an surat al-alaq ayat 4 yang berbunyi:
الَّذِيْ
عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ
Artinya:
“Yangmengajar (manusia) dengan perantaraan kalam”. (QS. Al-‘Alaq Ayat 4).[7]
Maksudnya: “Yang telah menjadikan Al-Qalam sebagai media untuk menjelaskan dan memahamkan di antara manusia terhadap sesuatu yang sulit dimengerti, sebagaimana memberikan pemahaman kepada mereka dengan sarana lidah. Dan Al-Qalam itu ialah benda padat/alat yang digunakan untuk memahamkan dan menjelaskan.[8]
Adapun yang menjadi khitob dalam ayat ini adalah kata “al-qalam” atau pena yang menjadi media atau wasilah dalam menyampaikan pembelajaran.Alat yang digunakan untuk menulis dinamai pula qalam karena pada mulanya alat tersebut dibuat dari suatu bahan yang dipotong dan diruncingkan ujungnya. Kata qalam di sini dapat berarti hasil dari penggunaan alat tersebut, yakni tertulis. Ini karena bahasa, sering kali menggunakan kaya yang berarti “alat” atau “penyebab” untuk menunjuk ‘akibat” ayau “hasil” dari penyebab atau penggunaan alat tersebut. misalnya, jika seseorang berkata, “saya khawatir hujan”, maka yang dimaksud dengan kata “hujan” adalah basah atau sakit, hujan adalah penyebab semata. Makna di atas dikuatkan oleh firman Allah dalam QS Al-Qalam ayat 1 yakni firman-Nya nun demi qalam dan apa yang mereka tulis.
ن ۚ
وَالْقَلَمِ وَمَا يَسْطُرُونَ
Artinya: "Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis."
Apalagi disebutkan dalam sekian banyak riwayat bahwa awal surah al-qalam turun setelah akhir ayat kelima surat Al-Alaq. Ini berarti dari segi masa turunnya kedua kata qalam tersebut berkaitan erat, bahkan bersambung walaupun urtan penulisnnya dalam mushaf tidak demikian. Pada kedua ayat di atas terdapat apa yang dinamai ihtibak yang maksudnya adalah tidak disebutkan sesuatu keterangan, yang sewajarnya ada pada dua susunan kalimat yang bergandengan, karena keterangan yang dimaksud telah disebut pada kalimat lain. Pada ayat 4 kata manusia tidak disebut karena telah disebut pada ayat 5, dan pada ayat 5 kalimat tanpa pena tidak disebut karen apada ayat 4 telah diisyaratkan makna itu dengan disebutnya pena. Dengan demikian kedua ayat di ayas dapat berarti “Dia (Allah) mengajarkan denga pena (tulisan) (hal-hal yang telah diketahui manusia sebelumnya.” Sedang kalimat “tanpa pena” ditambahkan karena ungkapan ‘telah diketahui sebelumnya” adalah khazanah pengetahuan dalam bentuk tulisan.[9]
Dari uraian di atas kita dapat menyatakan bahwa kedua ayat di atas menjelaskan dua cara yang ditempuh Allah SWT. Dalam mengajar manusia. Pertama melalui pena (tulisan) yang harus dibaca manusia, dan yang kedua mealui pengajaran secara lengsung tanpa alat.
C.
Macam-Macam
Media/Alat Peraga Pembelajaran dalam Al-Qur’an
1.
Media Audio
Media pembelajaran audio adalah media yang hanya dapat didengar, berupa suara dengan berbagai alat penyampaian suara baik dari manusia maupun immausia.[10]Dalil yang berhubungan dengan suara sebagai sumber penyampai pesan, dapat diambil dari kata baca, menjelaskan, ceritakan, dan kata-kata lain yang semakna. Dalam hal ini terdapat beberapa ayat yang memberikan keterangan adanya media pembelajaran audio di dalam al-Qur’an, di antaranya:surah al-Isra’ ayat 14:
اِقْرَأْ
كِتَابَكَۗ كَفٰى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيْبًاۗ
Artinya: ‘Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu"
Kata lain yang mengisyaratkan penggunaan media audio adalah ceritakan (asal kata “cerita”), di antaranya terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 76:
قَالُوْٓا اَتُحَدِّثُوْنَهُمْ بِمَا فَتَحَ اللّٰهُ عَلَيْكُمْ لِيُحَاۤجُّوْكُمْ بِهٖ عِنْدَ رَبِّكُمْ ۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ
Artinya: “… lalu mereka berkata: "Apakah kamu menceritakan kepada mereka (orang-orang mukmin) apa yang telah diterangkan Allah kepadamu, supaya dengan demikian mereka dapat mengalahkan hujjahmu di hadapan Tuhanmu; tidakkah kamu mengerti?"[11]
Kata lain yang mengisyaratkan penggunaan media audio adalah menjelaskan (asal kata kerja “jelas”), di antaranya terdapat dalam surah At-Taubah ayat 11:
فَاِنْ
تَابُوْا وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتَوُا الزَّكٰوةَ فَاِخْوَانُكُمْ فِى
الدِّيْنِ ۗوَنُفَصِّلُ الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ
Artinya: “Jika mereka bertaubat, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, Maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.”
Dari kata kerja “bacalah, menjelaskan, dan ceritakan”, di atas tentunya akan menimbulkan bunyi atau suara sehingga dapat dipahami apa isi yang disampaikan, dan mungkin juga terdapat guru yang menyampaikan bahan pembelajaran dengan hanya membacakan buku/kitab yang dijadikan rujukan dalam suatu pembelajaran. Namun yang lebih ditekankan dari kata baca, menjelaskan, dan ceritakan adalah timbulnya suara yang dapat menyampaikan bahan pembelajaran.
Hubungan media audio ini dengan tujuan pembelajaran pendidikan agama Islam sangat erat. Dari sisi kognitif media audio ini dapat dipergunakan untuk mengajarkan berbagai aturan dan prinsip, dari segi afektif media audio ini dapat menciptakan suasana pembelajaran, dan segi psikomotor media audio ini untuk mengajarkan media keterampilan verbal. Sebagai media yang bersifat auditif, maka media ini berhubungan erat dengan radio, alat perekam pita magnetik, piringan hitam, atau mungkin laboratorium bahasa.[12]
2.
Media Visual
Media pembelajaran visual seperangkat alat penyalur pesan dalam pembelajaran yang dapat ditangkap melalui indera
penglihatan tanpa adanya suara dari alat tersebut. Dalam bukunya Yuhdi Munadi mengatakan bahwa Media visual adalah media yang melibatkan indra penglihatan.[13]
Dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah (2) 31:
وَعَلَّمَ
اٰدَمَ الْاَسْمَاۤءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلٰۤىِٕكَةِ فَقَالَ
اَنْۢبِـُٔوْنِيْ بِاَسْمَاۤءِ هٰٓؤُلَاۤءِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ
Artinya: “Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!" Dari ayat tersebut Allah mengajarkan kepada Nabi Adam a.s. nama-
nama benda seluruhnya yang ada di bumi, Kemudian Allah memerintahkan kepada malaikat untuk menyebutkannya, yang sebenarnya belum diketahui oleh para
malaikat. Benda-benda yang disebutkan oleh Nabi Adam a.s. diperintahkan oleh Allah swt. tentunya telah diberikan gambaran bentuknya oleh Allah swt.
Dari uraian di atas, dijelaskan bahwa media visual telah digunakan pada pelaksanaan pembelajaran dalam Islam. Selanjutnya pada era modern sekarang media visual ini dapat dikategorikan sebagai berikut:
a.
Media yang tidak diproyeksikan
- Bahan bacaan atau bahan cetakan; melalui bahan ini siswa akan memperoleh pengalaman melalui membaca, belajar melalui simbol- simbol dan pengertian-pengertian dengan mempergunakan indra penglihatan. Menurut jenisnya antara lain: Al Qur’an dan Al Hadits, buku teks pelajaran agama baik untuk siswa dan guru, buku bacaan pelengkap, buku teks sebagai bahan bacaan untuk memperluas dan memperdalam bacaan agam, bahan bacaan bersifat umum: koran, majalah, dan lain-lain.
- Media realita adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus dihadirkan di ruang kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke obyek. Misalnya untuk mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup, ekosistem, dan organ tanaman.
- Model adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi kendala tertentu sebagai pengganti realita.
- Media grafis tergolong media visual yang menyalurkan pesan melalui simbol-simbol visual. Fungsi dari media grafis adalah menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal. Jenis-jenis media grafis adalah: gambar, sketsa, diagram/skema, bagan/chart, grafik.
- Papan tulis; alat ini merupakan alat klasik yang tak pernah dilupakan orang dalam proses belajar mengajar. Peranan papan tulis dan papan lainnya masih tetap digunakan guru, sebab merupakan alat yang praktis dan ekonomis.[14]
b.
Media Proyeksi
- OHP (Overhead Projektor) adalah media yang digunakan untuk memproyeksikan program-program transparansi pada sebuah layar. Biasanya alat ini digunakan untuk menggantikan papan tulis.
- Slide/Film bingkai adalah media visual yang diproyeksikan melalui alat yang disebut dengan proyektor slide. Slide atau film bingkai terbuat dari film positif yang kemudian diberi bingkai yang terbuat dari karton atau plastic. Jumlahnya disesuaikan dengan bahan/materi yang akan disampaikan.[15]
3.
Media Pembelajaran berbasis Teknologi
Cikal bakal tentang penggunaan teknologi dalam komunikasi termasuk komunikasi dalam pembelajaran. Hal ini diungkapkan dalam surah An-Naml (27) 29 – 30, yaitu tentang cerita Nabi Sulaiman dan Ratu Balkis;
قَالَتْ يٰٓاَيُّهَا الْمَلَؤُا اِنِّيْٓ اُلْقِيَ اِلَيَّ كِتٰبٌ كَرِيْمٌ اِنَّهٗ مِنْ سُلَيْمٰنَ وَاِنَّهٗ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ۙ
Artinya: “(28) Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkan kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan". (29) berkata ia (Balqis): "Hai pembesar- pembesar, Sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia, (30) Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan Sesungguhnya (isi)-nya: "Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Dalam Tafsir Jalalain, disebutkan bahwa ("Pergilah membawa surahku ini, lalu jatuhkan kepada mereka) kepada ratu Balqis dan kaumnya (kemudian berpalinglah) pergilah (dari mereka) dengan tidak terlalu jauh dari mereka (lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan.") yakni, jawaban atau reaksi apakah yang bakal mereka lakukan. Kemudian burung Hud-hud membawa surat itu lalu mendatangi ratu Balqis yang pada waktu itu berada di tengah-tengah bala tentaranya. Kemudian burung Hud-hud menjatuhkan surah Nabi Sulaiman itu ke pangkuannya. Ketika ratu Balqis membaca surah tersebut, tubuhnya gemetar dan lemas karena takut, kemudian ia memikirkan isi surah tersebut. Selanjutnya (Ia berkata) yakni ratu Balqis kepada pemuka kaumnya, (Hai pembesar-pembesar! Sesungguhnya aku) dapat dibaca Al Mala-u Inni dan Al Mala-u winni, yakni bacaan secara Tahqiq dan Tas-hil (telah dijatuhkan kepadaku sebuah surah yang mulia) yakni surah yang berstempel. (Sesungguhnya surat itu dari Sulaiman dan sesungguhnya isinya) kandungan isi surat itu, (Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang).[16]
Dari potongan cerita Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis tersebut terjadi teknologi komunikasi yang canggih pada masa itu, Nabi Sulaiman menggunakan burung Hud-Hud untuk menyampaikan pesan dalam bentuk surat yang disampaikan kepada Ratu Balqis, sehingga yang disampaikan dapat terima dengan baik sampai pada tujuan yang dikehendaki.
Penggunaan teknologi dalam pembelajaran pada masa sekarang (modern), tentunya mempunyai perbedaan dalam wujudnyapembelajaran berbasis teknologi dewasa ini sangat maju dan cukup variatif, masih terbuka untuk lebih canggih masa pada yang akan datang. Beberapa media dalam pembelajaran yang berbasis teknologi seperti: Televisi, VCD (Video Compact Disc), DVD (Digital Versatile Disc), Film Komputer/Internet.
PENUTUP
A. Kesimpulan
- Media pembelajaran merupakan wadah dari pesan, materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai ialah proses pembelajaran.
- Alat bantu pendidikan merupakan alat-alat yang digunakan oleh pendidik untuk menyampaikan materi pembelajaran. Alat bantu ini lebih sering disebut alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan meragakan sesuatu dalam proses pendidikan pengajaran
- Al-Qur’an Al-Karim adalah adalah mukjizat Islam yang abadi. Dimana kemajuan ilmu pengetahuan (sains) semakin memperkuat sisi mukjizatnya, yang diturunkan Allah kepada Rasul kita Muhammad Saw untuk mengeluarkan umat manusia dari segala kegelapan menuju cahaya, dan membimbing mereka menuju jalan yang lurus
- Media pembelajaran audio adalah media yang hanya dapat didengar, berupa suara dengan berbagai alat penyampaian suara baik dari manusia maupun immausia.
- Media pembelajaran visual seperangkat alat penyalur pesan dalam pembelajaran yang dapat ditangkap melalui indera penglihatan tanpa adanya suara dari alat tersebut.
B.
Saran
Sebagai manusia yang tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan, penulis sadar dengan kekurangan dalam pembuatan makalah sederhana ini, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan makalah selanjutnya, dan atas kritikan dan saran yang disampaikan diucapkan banyak terima kasih.
Catatan Kaki
[1]Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia
[2]Sumiati dan Asra, Metode Pembejaran, (Bandung: CV Wacana Prima,2007), 159-160.
[3]H.M.Rudy Sumiharsono &Hisbiyatul Hasanah, Media Pembelajaran, (Jawa Timur: Pustaka Abadi,
2018), 1.
[4]Siti Annisah, Alat Peraga Pembelajaran Matematika, (Jurnal Tarbawiyah Volume 11 Edisi Januari-Juli, 2014)
[5]Syaikh Mana’ Al-Qatthan, Dasar-Dasar llmu Al-Qur’an, (Jakarta: Ummul Qura, 2016), 19
[6]Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 13 No. 23 April 2015
[7]Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2006), 489
[8]Ahmad Musthafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, Jilid 10,(Beirut: Dar al-fikr, 2006), 354-356
[9]Nur El-Islam, Volume 1, Nomor 1, April 2014
[10]M. Ramli, Media dan Teknologi Pembelajaran, Cet. ke-1, (Banjarmasin: Antasari Pers, 2012), 17
[11]Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit J-ART, 2005), 11
[12]Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran,( Jakarta Selatan: CiputatPress, 2002), 101
[13]Munadi Yuhdi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada, 2011), 81-103.
[14]Nana Sudiana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo
Offset, 2009), 102.
[15]Rudi susila dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2008), 16-17
[16]Jalaluddin Asy-Syuyuthi & Jalaluddin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy, terj. Tafsir Jalalain, Pustaka Al-Hidayah, Tasikmala; 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar