Tobat ialah menghentikan perbuatan dosa dan menyesali serta mempunyai tekat yang sangat bulat untuk tidak mengulanginya lagi perbuatan dosa pernah dilakukan buat selama-lamanya.
Sebagaimana firman Allah SWT.
وَتُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Artinya: "Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung". (Q.S. An-Nur : 31).
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا تُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًاۗ
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya". (Q.S. At-Tahrim : 8).
Hadits yang diriwayatkan oleh imam al-Baihaqi dan imam Ibnu
‘Asakir dari sahabat Ibnu ‘Abbas r.a. Rasulullah SAW bersabda:
التَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لَا ذَنْبَ لَهُ وَالْمُسْتَغْفِرُ مِنَ الذَّنْبِ وَهُوَ مُقِيْمٌ عَلَيْهِ كَالْمُسْتَهْزِىءِ بِرَبِّهِ
Artinya: "Orang yang bertaubat dari dosa seperti orang yang tidak ada dosa baginya, dan orang yang meminta ampunan dari dosa namun ia masih melakukan dosa itu, maka ia seperti orang yang menghina Tuhannya".
Menurut para Ulama, tobat hukumnya adalah wajib, jika dosa atau maksiat itu terjadi antara manusia dengan Allah yang tidak ada kaitannya dengan manusia yang lain, maka untuk menghilangkan dosa itu diperlukan tiga persyaratan, antara lain adalah :
- Harus menghentikan perbuatan dosanya.
- Harus menyesali atas segala perbuatan dosa itu.
- Harus mempunyai tekad yang bulat untuk tidak mengulanginya lagi untuk selama-lamanya.
Hakekat tobat menurut arti bahasa adalah "Kembali". Kata "Taba" berarti kembali, maka tobat juga maknanya kembali.
Arti kembali dari sesuatu yang sangat tercela dalam syari'at menuju sesuatu yang dipuji dalam syari'at, dalam suatu kesempatan Rasulullah Saw. menjelaskan : "Penyesalan adalah tobat".
Makna tobat secara definitif adalah seseorang mustahil menjadi penyesal yang sungguh-sungguh selama masih menetapi dosa atau berbuat dosa yang sejenisnya. Karena itu, penyesalan merupakan syarat utama untuk tobat.
Adapun proses pertama yang telah mengawali tobat adalah keterjagaanhati dari keterlelapan lupa kemampuan salik melihat sesuatu pada dirinya sendiri yang hakekatnya merupakan bagian dari keadaannya yang buruk.
Proses awal yang telah mengantarkan pada tahapan ini tidak lepas dari peran Taufiq. Dengan Taufiq Allah. Salik mampu untuk mendengarkan suara hati nuraninya tentang larangan-larangan Al-Haqq yang dilanggarnya.
Hal ini sangat sesuai dengan apa yang pernah di pesankan oleh Allah melalui hadits Nabi yang artinya adalah sebagai berikut :
"Sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging, jika kondisinya baik, maka baiklah seluruh jasad, jika rusak, maka rusaklah seluruh badan. Ingatlah, dia adalah hati".
Rasulullah Saw. bersabda, yang artinya adalah sebagai berikut :
"Dari ABu Hurairah ra. ia berkata" "Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Demi Allah, bahwa aku benar-benar minta ampun kepada Allah dan bertobat kepada-Nya dalam hari lebih dari tujuh puluh kali". (H.R. Bukhari).
Dalam hadits di atas, Nabi mendahulukan keterangannya dengan sumpah adalah untuk meneguhkan hati para pendengarnya, sekalipun pada pendengarnya itu tidak meragukannya.
Guna untuk memberikan penjelasan, bahwa yang demikian itu di perbolehkan dan supaya pendengarnya itu segera mau melaksanakan apa yang di sampaikan itu, yaitu minta pengampunan kepada Allah serta bertobat kepada Allah dengan membaca kalimat atau do'a.
أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيْمَ الَّذِيْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ
هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
Artinya:
"Aku minta ampun kepada Allah Yang Maha Agung, tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Dia, Yang Hidup dan terus-menerus mengurus makhlukNya, dan aku bertobat kepada-Nya". (HR. Abu Dawud 2/85, At-Tirmidzi 5/569, Al-Hakim).
رَبِّ اغْفِرْ لِى وَتُبْ عَلَىَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Artinya:
"Ya
Tuhanku! Ampunilah aku dan terimalah tobatku, karena sesungguhnya Engkau Dzat
Penerima Tobat lagi Maha Pengampun".
Nasa'i telah meriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah saw. mengucapkan bacaan tersebut di atas sebanyak seratus kali.
Jadi inti dari hakikat tobat adalah kembalinya seseorang hamba dari sesuatu perbuatan yang sangat tercela dalam syri'at menuju sesuatu perbuatan yang terfuji di dalam syri'at.
Demikian penjelasan singkat mengenai hakekat tobat yang sesungguhnya, semoga dapat menjadi pelajaran untuk kita semua. Amin Ya Robbal 'Alamin.
Mz. Labib, Lailah Nur. 2002. Buku Kisah Perjalanan Orang-Orang Yang Bertobat. Surabaya TIGA DUA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar