MEDIA BERKUALITAS adalah sebuah media yang memberikan berbagai informasi yang bermanfaat untuk pemirsa

Adsense

Minggu, 24 Oktober 2021

Mengetahui penyimpangan ajaran syi'ah

Dalam Ensiklopedi Islam, Syi'ah yaitu kelompok aliran atau paham yang mengidolakan bahwa Ali bin Abi Thalib ra. dan keturunannya adalah Imam-Imam atau para pemimpin agama dan umat setelah Nabi Muhammad SAW (Ensiklopedi Islam, 1997).

Untuk mengatahui tentang penyimpangan syi'ah sesuai penjelasan dalam Buku Panduan Majelis Ulama Indonesia merupakan penyimpangan yang menyalahi aqidah dan syari'ah berdasarkan dalil naqli (al-Qur'an dan Hadits Nabi Saw), pandangan Jumhur ulama, dan kriteria yang telah ditetapkan oleh Rakernas MUI dan semua keputusan fatwa, rekomendasi dan hasil-hasil Munas Ulama dan Ijtima Ulama Komisi Fatwa MUI.

Adapun penyimpangan yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Penyimpangan Faham tentang Orisinalitas al-Qur'an

Menurut seorang ulama Syi'ah al-Mufid dalam kitab Awail al-Maqalat, menyatakan bahwa al-Qur'an yang ada saat ini tidak orisinal. Al-Qur'an sekarang sudah mengalami distorsi, penambahan dan pengurangan. Tokoh syi'ah lain mengatakan dalam kitab mira'atul uqul syarh al kafi, menyatakan bahwa al-Qur'an telah mengalami pengurangan dan perubahan.

Al Qummi, tokoh mufassir Syi'ah, menegaskan dalam mukaddimah tafsirnya bahwa ayat-ayat al-Qur'an ada yang di rubah sehingga tidak sesuai dengan ayat aslinya seperti ketika di turunkan oleh Allah. Abu Manshur Ahmad bin Ali al-Thabarsi, seorang tokoh Syi'ah abad ke-6 H menegaskan dalam kitab al-Ihtijaj, bahwa al-Qur'an yang ada sekarang adalah palsu, tidak ada asli dan telah terjadi pengurangan.

Ni'matullah al-Jazairi mengatakan dalam kitabnya al-Anwar al-Nu'maniyah, semua imam Syi'ah menyatakan adanya tahrif (perobahan) al-Qur'an kecuali pendapat Murtadha, al-Shaduq dan al-Thabarsi yang berpendapat bahwa tidak ada tahrif. Dalam keterangan selanjutnya, dia menjelaskan bahwa ulama yang menyatakan tidak ada tahrif pada al-Qur'an itu sedang bertaqiyah.

Para ulama Syi'ah yang muktabar, seperti al-Mufid, al-Jazairi dan al-Majlisi, menjelaskan alasan Syi'ah memakai al-Qur'an yang ada saat ini, "Sungguh kaum Syiah disuruh membaca al-Qur'an yang ada di antara 2 sampul dan tidak menyatakan adanya tambahan atau pengurangan sampai datangnya al-Qaim (Mahdi), pada saat itu barulah al-Qaim membacakan kepada manusia wahyu Allah yang dikumpulkan oleh Ali ibn Abi Thalib. Mereka melarang kita untuk membaca riwayat-riwayat yang bertambah dari yang sudah ada du mushaf sekarang ini karena sumbernya tidak mutawatir alias ahad dan seorang bisa salah dalam menukilnya. Disisi lain, jika orang Syi'ah membaca selain dari pada yang ada di mushaf saat ini menyebabkan dirinya tertipu dan menyeretnya pada kehancuran, oleh sebab itulah para imam ma'shum melarang kita membaca selain dari yang ada di mushaf saat ini."

Dalam publikasi Syiah Indonesia disebutkan, "Transkrip ini (mushaf Ali) berisi komentar dan tafsiran yang bersifat hermeneutic dari Rasulullah yang beberapa diantaranya telah diturunkan sebagai wahyu tapi bukan bagian dari teks Qur'an. Sejumlah kecil teks-teks seperti itu bisa ditemukan dalam bebrapa hadits dalam Ushul al-Kafi. Ini merupakan penjelasan Ilahi atas teks Qur'an yang diturunkan bersama ayat-ayat Qur'an. Jadi, ayat-ayat penjelasan dan ayat-ayat Qur'an jika dijumlahkan mencapai 17.000 ayat"; "Yang dimaksud Imam Ali dengan penjelasannya adalah tafsiran Tuhan yang khusus. Amirul Mukminin kemudian menyembunyikan transkrip tersebut, dan sepeninggalnya transkrip itu diberikan kepada para imam yang juga menyembunyikannya hingga saat ini karena mereka berharap hanya ada satu Qur'an diantara kaum muslimin. Qur'an dan tafsirnya yang dikumpulkan Imam Ali tidak terdapat dikalangan Syi'ah di dunia kecuali Imam Mahdi as. Jika transkrip Ali dulu diterima, maka sekarang ini Qur'an dengan tafsir yang khusus itu sudah berada di tangan umat, tetapi kenyataannya tidak begitu".

Pandangan Ulama

Para ulama menyatakan dengan tegas bahwa al-Qur'an yang dipegang dan diamalkan umat Islam saat ini di seluruh dunia adalah asli, tidak ada pengurangan maupun penambahan. Allah SWT. langsung yang menjamin keaslian dan keterpeliharaannya dari tahrif (distorsi dan interpolasi). Sebagaimana ditegaskan dalam Firman Allah (Q.s. Al-Hijr: 9) berbunyi :

اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰفِظُوْنَ

“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya”.

Keyakinan inilah yang menjadi prinsip yang dipegang oleh seluruh ulama Islam.

Untuk kelanjutannya akan dibahas pada postingan selanjutnya!

Tidak ada komentar:

MEDIA BERKUALITAS