Guru dibayar murah, tapi dituntut memperbaiki akal dan akhlak anak-anak kita. Artis dibayar mahal, tapi malah sebagian besar artis merusak akal dan akhlak anak-anak kita.
Lihatlah selegram dan
youtuber terkenal. Berapa persen dari mereka yang mengajarkan fans nya untuk
memiliki akhlaqul karimah dan dekat kepada Sang Pencipta? Jauh lebih sedikit
bukan?
Lalu lihatlah guru
ngaji. Mereka dibayar murah, padahal mengajarkan anak-anak kita tentang al
Qur'an, yang akan menjadi syafa’atnya kelak di yaumil qiyamah.
Lalu lihatlah sebagian
besar ustadz kita, yang dibayar apa adanya. Padahal mereka mengajarkan kebaikan
dan mencegah kita masuk ke dalam neraka jahannam dengan ilmu dan amal.
Beda sekali dengan
artis yang tampil beberapa menit saja bisa dibayar puluhan juta. Padahal
outputnya hanya ketawa dan renungan tentang hasrat duniawi.
Yang miris, ada artis
yang disanding dengan ustadz pada acara seminar atau talkshow, lalu artisnya
dibayar mahal, sedang ustadznya dikasih honor apa adanya. Seakan artis lebih
berharga daripada ustadz.
Memang ustadz tak boleh
mematok tarif seperti artis, nanti dituduh menjual agama. Namun seyogyanya
ustadz jangan dibayar murah seakan ilmunya remeh tak berguna.
Mungkin itulah sebabnya
mengapa anak-anak kita banyak yang ingin jadi artis, selegram atau youtuber
daripada jadi ustadz. Coba kalau ustadz bisa jadi profesi dan honornya mahal,
mungkin anak-anak kita akan tertarik jadi da'i dan berakhlak mulia.
Namun
alhamdulilah....guru ngaji dan ustadz kita tak pernah "ngambek" untuk
terus bersemangat mendidik anak-anak bangsa.
Mereka lebih sibuk
mencari ridho Allah dan sabar dengan pendapatan yang rendah. Mereka lebih takut
dengan masa depan anak-anak bangsa daripada takut miskin dan terkenal.
Merekalah pahlawan tanpa tanda jasa (yang layak).
Kita lah para muridnya
yang harus sadar dan tahu diri memperlakukan guru-guru kita dengan layak. Tanpa
mereka, sudah dari dulu bangsa ini hancur ke peradaban terendah.
Terima kasih untuk para
guru dan ustadz yang ikhlas berjuang mendidik anak-anak bangsa demi masa depan
Indonesia yang lebih cerah. Semoga Allah membalas kebaikanmu dengan kebaikan
yang banyak. Jazakumullah khoiron katsiro.
By. Satria hadi lubis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar