KHUTBAH PERTAMA
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ
أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ
وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ
وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
.اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لهَمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يوْمِ الدِّيْنِ.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ
وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ
وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً
وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ
رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ
وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
Kaum
muslimin jamaah jum’at rahimakumullah
Allah SWT berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ
رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ
الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ - ٢١
Sesungguhnya telah ada pada
(diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut
Allah [QS al-Ahzab (33): 21]
Imam Ibnu Katsir Rahimahullah berkata tentang ayat ini, “Ayat yang mulia ini merupakan pondasi/dalil yang agung dalam meneladani Rasulullah Saw dalam semua perkataan, perbuatan, dan keadaan beliau. Orang-orang diperintahkan meneladani Nabi Saw dalam perang Ahzâb, dalam kesabaran, usaha bersabar, istiqamah, perjuangan, dan penantian beliau terhadap pertolongan dari Rabbnya. Semoga shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepada beliau sampai hari Pembalasan”
Jamaah jum’at rahimakumullah
Secara pribadi, Rasulullah
Saw adalah orang yang luar biasa. Beliau adalah Alquran yang berjalan. Akhlak
beliau tiada tandingan. Karena itu, pribadinya tak perlu disangsikan. Lebih
dari itu, Rasulullah Saw adalah sosok negarawan sejati, yang
mengimplementasikan ajaran Islam dalam ranah bernegara. Bayangkan, hanya dalam waktu
23 tahun, beliau telah menghasilkan tiga karya besar yang belum pernah dicapai
oleh pemimpin manapun di seluruh dunia. Tiga karya besar tersebut adalah:
Pertama, tawhidulLah (mengesakan Allah SWT). Nabi
Muhammad saw. telah berhasil menjadikan bangsa Arab yang semula mempercayai
banyak Tuhan (polytheisme) menjadi bangsa yang bertauhid. Hanya meyakini satu
Tuhan, yakni Allah SWT.
Kedua, tawhidul-ummah (menyatukan umat). Nabi
Muhammad saw. telah berhasil menjadikan bangsa Arab yang semula terpecah-belah,
sering bermusuhan dan banyak terlibat peperangan antarsuku dan antar kabilah menjadi
bangsa yang bersatu-padu dalam satu ikatan akidah Islam.
Ketiga, tawhidul-hukumah (menyatukan
negara/pemerintahan). Nabi Muhammad saw. telah berhasil menyatukan kepemimpinan
bangsa Arab- yang sebelumnya terpecah-belah dalam banyak kepemimpinan
suku/kabilah dan kerajaan-kerajaan kecil di dalam satu pemerintahan Islam
(Daulah Islam) yang kekuasaannya meliputi seluruh Jazirah Arab dan sekitarnya.
Jamaah jum’at rahimakumullah
Keberhasilan Rasulullah
Muhammad Saw sebagai negarawan tentu tidak lepas dari peran yang dimainkan oleh
beliau. Menurut Imam al-Qarrafi (684 H) dalam karyanya, Anwar al-Buruq fi Anwa’i
al-Furuq, setidaknya ada tiga peranan yang dilakukan secara bersamaan oleh Nabi
Muhammad Saw yaitu:
Yang Pertama: Sebagai pengemban
risalah Islam, Nabi Saw berdakwah di tengah-tengah masyarakat dengan metode
penyampaian dakwah yang khas: (1) Dengan hikmah (bil hikmah), yaitu dengan
kata-kata yang tegas dan benar, yang dapat membedakan antara yang haq dan yang
batil; (2) Dengan nasihat yang baik (al-maw’izhah al-hasanah); (3) Dengan
membantah orang-orang yang menentang beliau dengan argumentasi yang jauh lebih
baik (jadilhum billati hiya ahsan). Inilah yang Allah SWT gambarkan dalam
al-Quran:
اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ
رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ
اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ
اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ - ١٢٥
Serulah manusia ke jalan
Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik serta bantahlah mereka dengan
cara yang lebih baik. Sungguh Tuhanmu, Dialah Yang lebih mengetahui tentang
siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah Yang lebih mengetahui orang-orang
yang mendapat petunjuk (TQS an-Nahl [16]: 125).
Jamaah jumah rahimakumullah
Yang kedua: Sebagai kepala
negara (pemerintahan), Rasulullah Muhammad Saw hanya memerintah dengan Islam;
hanya dengan menerapkan syariah Islam; atau hanya merujuk pada wahyu Allah SWT.
Dengan itu kepemimpinan Rasulullah Saw sangat jauh dari kezaliman. Sebab
kezaliman hanya akan terjadi saat seseorang, khususnya pemimpin, tidak berhukum
kepada hukum Allah SWT. Allah SWT berfirman:
وَمَنْ لَّمْ يَحْكُمْ
بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ
Siapa saja yang tidak
memerintah/berhukum dengan wahyu yang telah Allah turunkan, merekalah pelaku
kezaliman (TQS al-Maidah [5]: 45).
Memimpin masyarakat dengan
selalu merujuk pada al-Quran, itulah salah satu wujud kepemimpinan yang
benar-benar tulus/loyal, bukan hanya kepada rakyat, tetapi terutama semata-mata
kepada Allah SWT. Sebaliknya, pemimpin yang tidak benar-benar tulus/loyal
memimpin rakyat adalah mereka yang dalam memimpin tidak merujuk pada al-Quran.
Pemimpin semacam ini diancam dengan sabda Rasulullah Saw:
مَنِ اسْتَرْعَاهُ اللهُ
رَعِيَّةً ثُمَّ لَمْ يُحِطْهَا بِنُصْحٍ إِلَّا حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الجَنَّة
“Siapa saja yang diangkat
oleh Allah untuk memimpin rakyatnya, lalu ia tidak memimpin rakyat dengan
tulus/loyal, maka Allah mengharamkan surga bagi dirinya.” (HR al-Bukhari dan
Muslim).
Yang Ketiga: Sebagai qadhi
(hakim), Rasulullah Saw selalu mengadili setiap perkara dengan seadil-adilnya.
Tanpa pilih-kasih. Tanpa diskriminasi. Termasuk terhadap keluarga beliau
sendiri. Inilah yang beliau tegaskan dalam sabdanya:
لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ
سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا
“Andai Fathimah (putri
Muhammad Saw.) mencuri, aku pasti memotong tangannya.” (Syarh al-Bukhari li
Ibn Bathal, 15/442).
Negarawan sejati ala Nabi inilah yang sekarang hilang dari tengah-tengah umat Islam. Maka, saatnya kita mewujudkannya kembali.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ
فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِن الآيَةِ
وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ
هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ
العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah Kedua
الْحَمْدَ لِلَّهِ
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ
أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ
لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ
تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا
اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ
مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى:
{إِنَّ
اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ
ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى
سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَ بَارِكْ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِيْنَ
إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدَّعَوَاتِ، وَ يَا قَاضِيَ الْحَاجَةِ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Semoga bermanfaat untuk ummat!
Jika ada kekeliaruan dalam penulisan silahkan komen dikolom komentar, untuk menjadi bahan perbaikan. Terima kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar