MEDIA BERKUALITAS adalah sebuah media yang memberikan berbagai informasi yang bermanfaat untuk pemirsa

Adsense

Kamis, 21 Oktober 2021

Khutbah Jum'at Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.

 KHUTBAH PERTAMA

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
.اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لهَمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يوْمِ الدِّيْنِ.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

Kaum muslimin jamaah jum’at rahimakumullah

Allah SWT berfirman:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ - ٢١

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah [QS al-Ahzab (33): 21]

Imam Ibnu Katsir Rahimahullah berkata tentang ayat ini, “Ayat yang mulia ini merupakan pondasi/dalil yang agung dalam meneladani Rasulullah Saw dalam semua perkataan, perbuatan, dan keadaan beliau. Orang-orang diperintahkan meneladani Nabi Saw dalam perang Ahzâb, dalam kesabaran, usaha bersabar, istiqamah, perjuangan, dan penantian beliau terhadap pertolongan dari Rabbnya. Semoga shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepada beliau sampai hari Pembalasan”

Jamaah jum’at rahimakumullah

Secara pribadi, Rasulullah Saw adalah orang yang luar biasa. Beliau adalah Alquran yang berjalan. Akhlak beliau tiada tandingan. Karena itu, pribadinya tak perlu disangsikan. Lebih dari itu, Rasulullah Saw adalah sosok negarawan sejati, yang mengimplementasikan ajaran Islam dalam ranah bernegara. Bayangkan, hanya dalam waktu 23 tahun, beliau telah menghasilkan tiga karya besar yang belum pernah dicapai oleh pemimpin manapun di seluruh dunia. Tiga karya besar tersebut adalah:

Pertama, tawhidulLah (mengesakan Allah SWT). Nabi Muhammad saw. telah berhasil menjadikan bangsa Arab yang semula mempercayai banyak Tuhan (polytheisme) menjadi bangsa yang bertauhid. Hanya meyakini satu Tuhan, yakni Allah SWT.

Kedua, tawhidul-ummah (menyatukan umat). Nabi Muhammad saw. telah berhasil menjadikan bangsa Arab yang semula terpecah-belah, sering bermusuhan dan banyak terlibat peperangan antarsuku dan antar kabilah menjadi bangsa yang bersatu-padu dalam satu ikatan akidah Islam.

Ketiga, tawhidul-hukumah (menyatukan negara/pemerintahan). Nabi Muhammad saw. telah berhasil menyatukan kepemimpinan bangsa Arab- yang sebelumnya terpecah-belah dalam banyak kepemimpinan suku/kabilah dan kerajaan-kerajaan kecil di dalam satu pemerintahan Islam (Daulah Islam) yang kekuasaannya meliputi seluruh Jazirah Arab dan sekitarnya.

Jamaah jum’at rahimakumullah

Keberhasilan Rasulullah Muhammad Saw sebagai negarawan tentu tidak lepas dari peran yang dimainkan oleh beliau. Menurut Imam al-Qarrafi (684 H) dalam karyanya, Anwar al-Buruq fi Anwa’i al-Furuq, setidaknya ada tiga peranan yang dilakukan secara bersamaan oleh Nabi Muhammad Saw yaitu:

Yang Pertama: Sebagai pengemban risalah Islam, Nabi Saw berdakwah di tengah-tengah masyarakat dengan metode penyampaian dakwah yang khas: (1) Dengan hikmah (bil hikmah), yaitu dengan kata-kata yang tegas dan benar, yang dapat membedakan antara yang haq dan yang batil; (2) Dengan nasihat yang baik (al-maw’izhah al-hasanah); (3) Dengan membantah orang-orang yang menentang beliau dengan argumentasi yang jauh lebih baik (jadilhum billati hiya ahsan). Inilah yang Allah SWT gambarkan dalam al-Quran:

اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ - ١٢٥

Serulah manusia ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik serta bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sungguh Tuhanmu, Dialah Yang lebih mengetahui tentang siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah Yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (TQS an-Nahl [16]: 125).

Jamaah jumah rahimakumullah

Yang kedua: Sebagai kepala negara (pemerintahan), Rasulullah Muhammad Saw hanya memerintah dengan Islam; hanya dengan menerapkan syariah Islam; atau hanya merujuk pada wahyu Allah SWT. Dengan itu kepemimpinan Rasulullah Saw sangat jauh dari kezaliman. Sebab kezaliman hanya akan terjadi saat seseorang, khususnya pemimpin, tidak berhukum kepada hukum Allah SWT. Allah SWT berfirman:

وَمَنْ لَّمْ يَحْكُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ

Siapa saja yang tidak memerintah/berhukum dengan wahyu yang telah Allah turunkan, merekalah pelaku kezaliman (TQS al-Maidah [5]: 45).

Memimpin masyarakat dengan selalu merujuk pada al-Quran, itulah salah satu wujud kepemimpinan yang benar-benar tulus/loyal, bukan hanya kepada rakyat, tetapi terutama semata-mata kepada Allah SWT. Sebaliknya, pemimpin yang tidak benar-benar tulus/loyal memimpin rakyat adalah mereka yang dalam memimpin tidak merujuk pada al-Quran. Pemimpin semacam ini diancam dengan sabda Rasulullah Saw:

مَنِ اسْتَرْعَاهُ اللهُ رَعِيَّةً ثُمَّ لَمْ يُحِطْهَا بِنُصْحٍ إِلَّا حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الجَنَّة

“Siapa saja yang diangkat oleh Allah untuk memimpin rakyatnya, lalu ia tidak memimpin rakyat dengan tulus/loyal, maka Allah mengharamkan surga bagi dirinya.” (HR al-Bukhari dan Muslim).

Yang Ketiga: Sebagai qadhi (hakim), Rasulullah Saw selalu mengadili setiap perkara dengan seadil-adilnya. Tanpa pilih-kasih. Tanpa diskriminasi. Termasuk terhadap keluarga beliau sendiri. Inilah yang beliau tegaskan dalam sabdanya:

لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا

“Andai Fathimah (putri Muhammad Saw.) mencuri, aku pasti memotong tangannya.” (Syarh al-Bukhari li Ibn Bathal, 15/442).

Negarawan sejati ala Nabi inilah yang sekarang hilang dari tengah-tengah umat Islam. Maka, saatnya kita mewujudkannya kembali.

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِن الآيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Khutbah Kedua

الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى:

{إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَ بَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.

 اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، وَ يَا قَاضِيَ الْحَاجَةِ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.


Semoga bermanfaat untuk ummat!

Jika ada kekeliaruan dalam penulisan silahkan komen dikolom komentar, untuk menjadi bahan perbaikan. Terima kasih

Tidak ada komentar:

MEDIA BERKUALITAS